NAMA : NUR HIKMAH
KELAS : 1EB20
NPM : 25211309
Struktur
Produksi, Distribusi, Pendapatan dan Kemiskinan 1
A.
Struktur
Produksi
Struktur
produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara
beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir,
yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Suatu proses pembangunan
ekonomi yang telah menghasilkan suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya
disusul dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonominya.
Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi
nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi
nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor primer, sekunder, dan tersier. Indonesia pada awal pembangunan sebagai negara
agraris berubah menjadi negara semi industri. Perubahan struktur ekonomi ini
dapat dilihat melalui perubahan dalam struktur produksi yaitu antara pertanian,
industri, dan jasa, bagaimana perkembangan dari tahun ke tahun terhadap
pembentukan PDB (Pruduk Domestik Bruto).
Perubahan
struktur produksi dapat terjadi karena :
- Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
- Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan
- Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri.
Salah satu indikator perekonomian suatu negara yang sangat
penting adalah yang disebut dengan pendapatan
nasional. Pendapatan nasional dapat diartikan
sebagai suatu angka atau nilai yang menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran, ataupun pendapatan yang dihasilkan
dari semua pelaku/ sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
Pendapatan nasional sering dipergunakan sebagai indikator
ekonomi dalam
hal :
•
Menentukan laju tingkat perkembangan/pertumbuhan perekonomian suatu negara
• Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
• Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dengan negara lainnya
• Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
• Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dengan negara lainnya
Meskipun demikian tidak semua ahli ekonomi setuju jika
hanya pendapatan perkapita Baja yang dijadikan
ukuran kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Adapun
kritik tersebut diantaranya adalah :
• Ada
faktor-faktor lain di luar pendapatan yang akan berpengaruh pada tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan
•
Kesejahteraan masyarakat masih sering bersifat subjektif. Tiap orang mempunyai - pandangan hidup yang berbeda sehingga tolak
ukur kesejahteraannyapun berbeda
Beberapa tokoh ekonomi yang memberikan masukan terhadap
ukuranukuran kemakmuran dan kesejahteraan
diantaranya adalah :
Dudley Seers mengemukakan, bahwa
paling tidak ada 3 masalah pokok yang perlu
diperhatikan dalam mengukur tingkat pembangunan suatu negara.
3 masalah tersebut adalah :
• Tingkat kemiskinan
• Tingkat pengangguran
• Tingkat
ketimpangan di berbagai bidang
J.L. Tamba, berpendapat bahwa ada 4 hal
sebagai dasar untuk mengukur perekonomian dan kemakmuran di
Indonesia. 4 hal tersebut adalah
1. Kesehatan dan keamanan
2. Pendidikan keahlian
dan standart hidup
3. Pendapatan
4.
Pemukiman
Hendra Esmara, lebih memilih 3 komponen yang
is anggap perlu diperhatikan dalam rangka mengukur
kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara, yakni
:
1. Penduduk dan
kesempatan kerja
2. Pertumbuhan
ekonomi
3. Pemeratan dan
kesejahteraan masyarakat
Untuk mendapatkan nilai atau angka indikator
tersebut digunakan tiga pendekatan perhitungan, yakni :
A. Pendekatan
produksi
b. Pendekatan
pengeluaran
c. Pendekatan
pendapatan
Sedangkan konsep perhitungan yang dipergunakan adalah :
a. Konsep
kewarganegaraan, dan
b. Konsep
kewilayahan
B. Pendapatan Nasional
Menghitung pendapatan nasional Indonesia dengan pendekatan
produksi ( GDP
)
GDP ( Gross Domestic Product) atau
Produksi Domestik Bruto adalah pendapatan nasional yang nilainya
dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan
produksi yang dilakukan oleh semua pelaku/sektor ekonomi di witayah Indonesia, dalam kurun waktu tertentu.
Yang perlu diingat dalam perhitungan tersebut, jangan sampai
terjadi perhitungan ganda ( double counting ) yang
dapat menyebabkan pendapatan nasional ( GDP) Indonesia tampak
lebih besar. Salah satu akibatnya adalah, seolah-olah
negara Indonesia sudah cukup maju dan makmur ( terlihat dari GDP yang tampak besar ), sehingga bantuan luar negeri akan
dialihkan ke negara yang lebih membutuhkan. Dengan demikian
kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan tambahan
dana pembangunan, sedangkan kita sesungguhnya
masih sangat membutuhkannya.
Untuk menghindari kesalahan perhitungan ganda tersebut
dapat digunakan salah satu dari dua cars di bawah
ini.
Pertama, GDP dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu
produk saja, misalnya untuk industri otomotif, hasil
akhirnya saja ( mobil ) yang akan dihitung.
Sebagai catatan, Gross Domestic Product ini diperoleh
dengan menggunakan konsep Kewilayahan, artinya nilai
produksi tersebut diperoleh dari seluruh kegiatan produksi dari semua pelaku
ekonomi yang melaksanakan kegiatan
produksinya di wilayah Indonesia saja, tidak dilihat apakah dia berwarga negara Indonesia atau warga negara asing.
Menghitung Pendapatan Nasional
Indonesia dengan Pendekatan Pengeluaran ( GNP )
GNP ( Gross National Product ) adalah pendapatan nasional
yang nilainya diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku/sektor ekonomi
di Indonesia, yang berwarga negara Indo-
nesia, dalam kurun waktu tertentu. Cara memperoleh nilai GNP ini sangat berbeda dengan cara niemperoleh GDP, jika GDP dibatasi oleh wilayah, maka GNP dibatasi oleh kewarganegaraan, karena konsep yang dipergunakannya adalah konsep kewarganegaraan, artinya nilai pengeluaran tersebut dihitung dari pelaku ekonomi yang berkewarganegaraan Indonesia saja.
nesia, dalam kurun waktu tertentu. Cara memperoleh nilai GNP ini sangat berbeda dengan cara niemperoleh GDP, jika GDP dibatasi oleh wilayah, maka GNP dibatasi oleh kewarganegaraan, karena konsep yang dipergunakannya adalah konsep kewarganegaraan, artinya nilai pengeluaran tersebut dihitung dari pelaku ekonomi yang berkewarganegaraan Indonesia saja.
Ilustrasi perhitungannya adalah :
Pengeluaran dari sektor rumah tangga ( untuk
konsumsi) XXX
Pengeluaran
dari sektor swasta ( untuk investasi XXX
Pengeluaran
pemerintah ( Goverment expenditure XXX
Sektor luar negerilEkport netto (
Ekspor - Impor) ( XXX )
Pendapatan nasional ( GNP)
Inonesia adalah XXX
Menghitung Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan
Pendapatan (NI
)
NI ( National Income ) adalah pendapatan nasional yang
nilainya didapat dengan cara menjumlahkan semua
hasit/pendapatan yang diperoleh semua pelaku/sektor
ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Nilai NI inilah yang tampaknya oleh kalangan akademisi dinotasikan
dengan Y.
Ilustrasi sederhana dari perhitungan NI ini adalah :
Pendapatan dari sektor rumah
tangga berupa gaji/upah XXX
Pendapatan dari sektor swasta
laba, misalnya XXX
Pendapatan pemerintah XXX
Pendapatan sektor luar negeri,
devisa misalnya XXX
Pendapatan Nasional Indonesia ( NI) XXX
Disamping ketiga istilah pendapatan nasional tersebut
(GDP, GNP, NI) tersebut, masih ada bebera istilah yang
berkaitan dengan pendapatan nasional, yakni :
Pendapatan nasional yang slap dibelanjakan (Y disposible )
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional ( Y ) disposible
adalah pendapatan nasional yang telah slap untuk
dibelanjakan. Nilai Y disposible ini berasal
dari NI ( National Income ) setelah ditambah dengan pengeluaran pemerintah berupa transfer/subsidi dan kemudian dikurangi
dengan pajak langsung yang ditetapkan pemerintah. Jika ditulis dalam formula,
nilainya diperoleh dari :
Y disposible = NI + Tr - Tx langsung, dimana
Tr = Goverment Transfer, subsidi pemerintah Tx = Pajak langsung
Y pribadi
Pendapatan nasional pribadi adalah
pendapatan nasional disposible yang telah
dikurangi dengan pajak pribadi, dihitung dengan formula :
Yp = Yd - Tx pribadi, dimana :
Yp = Pendapatan nasional pribadi
Yd = Pendapatan nasional disposible
Pendapatan Nasional Per kapita
Pendapatan per kapita/tahun biasanya digunakan sebagai
salah satu indikator akhir dalam melihat kemajuan
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendapatan per kapita ini diperoleh dengan membagi pendapatan nasional ( GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu
negara (Indonesia ) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar