Minggu, 30 Maret 2014

Tugas 1 Softskill Bahasa Inggris Bisnis 2

NUR HIKMAH


25211309
3EB19


Effect of Banking Collapse; Southeast Asia Grows as Retirement Destination



The western banking collapse of 2008 did more than cost investors large sums of money, it exposed markets to a renewed sense of vulnerability in that is typically thought of as the world’s most stable financial institutions. But one of the unintended (or unforeseen) results of these events has been the upsurge in alternative retirement destinations for those that are ending their working careers. Perhaps most surprising is the upsurge in the number of retirees moving to the Asia-Pacific region.


Changing Visa Arrangements

One of the things that has propelled these trends and made these types of arrangements much easier,” said John Gordon at NordFX,“ is the willingness of Southeast Asian economies to offer retirement visas for foreigners.” Long term visas now being offered by governments in the Asia-Pacific region (especially in areas like Malaysia, Thailand, and the Philippines) have made these transitions easier and encouraged foreign inflows for consumer spending within their respective economies.
One of the most successful examples can be seen in the My Second Home (MM2H) program that was initiated by the Malaysian government in 2002. This program was designed to attract retiring expats for the long-term and has since attracted nearly 20,000 expats from the UK alone. A former British colony, Malaysia also established an Expatriate Service Division that is geared toward helping foreigners as they enter and stay in the country for long periods of time. Malaysia also expressed an interest in increasing the number of 10-year visas and long-term work permits that are given to foreign residents each year.


Economic Influences

These efforts to ramp up tourism and long term visa extensions for retirees could be what ultimately cushions the Asia-Pacific economies during any potential difficulties that are seen economically during the next decade. Recent examples of political turmoil in Thailand and the growing possibility of a “bubble-like” economic scenario have raised the chances that the region could experience another financial crisis that is similar to what was seen in 1997.
The regions that are most likely to experience the benefits, however, are the areas where there are more relaxed procedures for visas (both long and short term), a broader acceptance and implementation English language communication outlets, and a decreased likelihood for political hostilities and instability. To say the least, the possibility that a government might be overthrown will weigh heavily on the prospects that the country will be viewed favorably by foreign retirees as a suitable destination. This Is something that is being seen now, to a large extent in the troubles being experienced in Thailand.
In any case, the broader trends here are clear: The Asia-Pacific region has grown leaps and bounds in terms of its ability to attract foreign retirees for both brief and extended periods of stay. This creates large positives for the economies in these areas, and this will likely provide incentives for governments to relax visa restrictions in the next few years.
Tenses :
1.      The western banking collapse of 2008 did more than  (Simple Past Tense)
2.      it exposed markets to a renewed sense (Simple Past Tense)
3.      results of these events has been the upsurge (Present Perfect Tense)
4.      for those that are ending their working careers (Present Continous Tense)
5.      One of the things that has propelled (Present Perfect Tense)
6.      trends and made these types of arrangements much easier (Simple Past Tense)
7.      Long term visas now being offered by governments (Present Continous Tense)
8.      in the Asia-Pacific region (especially in areas like Malaysia, Thailand, and the Philippines) have made these transitions easier and encouraged (Present Perfect Tense)
9.      consumer spending within their respective economies (Present Continous Tense)
10.  program that was initiated by the Malaysian government in 2002 (Simple Past tense)
11.  This program was designed to attract (Simple Past Tense)
12.  permits that are given to foreign residents each year (Simple Present Tense)
13.  the Asia-Pacific economies during any potential difficulties (Present Continous Tense)
14.  Recent examples of political turmoil in Thailand and the growing possibility (Present Continous Tense)
15.  economic scenario have raised the chances (Present Perfect Tense)
16.  that is similar to what was seen in 1997 (Simple Past Tense)
17.  The regions that are most likely to experience the benefits (Simple Present Tense)
18.  the possibility that a government might be overthrown will weigh heavily (Simple Future Tense)
19.  the country will be viewed favorably (Simple Future Tense)
20.  the troubles being experienced in Thailand (Present Continous Tense)
21.  The Asia-Pacific region has grown leaps and bounds (Present Perfect Tense)
22.  this will likely provide incentives (Simple Future Tense)




Senin, 06 Januari 2014

Tulisan 20 Softskill Bahasa Indonesia 2

NUR HIKMAH

25211309

3EB19


Inilah Sejarah Ekonomi di Indonesia

Sejarah Ekonomi - Ekonomi Indonesia di bangun dari cerita sejarah ekonomi yang panjang, dari mulai masa pemerintahan orde lama di mana negara Indonesia masih baru mulai melangkah menata kehidupan dan ekonomi sampai di masa orde baru dan era reformasi. Di masa orde baru perekonomian sangat sulit karena Indonesia baru merdeka dan mencoba menata iklim ekonomi yang masih belum memiliki keteraturan yang baku. Tokoh ekonomi Indonesia kala itu yakni Bung Hatta menekankan perekonomian kepada suatu hal yang harus bisa mensejahterakan sesama. Konsep perekonomian beliau dahulu adalah koperasi yang memiliki falsafah gotong royong dan kebersamaan.

Walaupun beliau sangat menganjurkan dan menyarankan konsep ekonomi koperasi, tetapi bukan berari konsep tersebut harus dipaksakan di semua masyarakat, karena di mata beliau memaksakan konsep ekonomi untuk di pakai semua masyarakat juga bukanlah ide yang baik karena bertantangan dengan makna dan filosofi yang terdapat dalam koperasi itu sendiri yang menjunjung tinggi kekeluargaan.

Selain dari pada Bung Hatta, masih ada tokoh ekonomi lainnya yang aktif di masa pemerintahan orde baru. Seperti yang pernah kami tulis pada artikel sebelumnya, beliau adalah Sumitro Djojohadikusumo, yang terkenal saat pidato di negara Amerika pada tahun 1949 yang menyampaikan gagasan bahwa ekonomi Indonesia, adalah ekonomi campuran antra perekonomian sosialis dan kapitalis.

Sejarah Ekonomi Indonesia di Masa Orde Baru

Di masa orde baru, sejarah ekonomi indonesia menampakan hasil yang cukup baik setelah melewati masa - masa panjang yang cukup berliku pada masa pemerintahan orde lama diantara tahun 1945 sampai dengan 1965. Di era ini semua sepakat perekonomian harus dibangun atas sistem ekonomi yang tertuang dalam Undang - undang Dasar tahun 1945. Di era orde baru, perekonomian ditandai dengan perbaikan dan rehabilitasi di berbagai macam sektor, sementara proyek ekonomi jangka panjang pun telah coba dicanangkan untuk bisa membangun indonesia lebih maju lagi di masa - masa mendatang.

Namun pembangunan yang menggeliat itu tidak dibarengi oleh sistem ekonomi yang mencapai ke kalangan bawah. Para penikmat kemajuan ekonomi orde baru umumnya adalah para pengusaha yang dekat dengan kalangan pemerintahan. Akhirnya saat terjadi krisis ekonomi hebat di tahun 1997, pemerintah indonesia tidak mampu menahan hantaman dan akhirnya harus karam dalam krisis karena konsep ekonomi Indonesia yang dibangun cenderung rapuh dan tidak tahan goncangan.

Sejarah Ekonomi Indonesia di Era Reformasi

Lengsernya Presiden Soeharto dan naiknya wakil presiden B.J. Habibie adalah penanda lengsernya era pemerintahan orde baru dan membuka lembaran baru sejarah ekonomi Indonesia. Kriris finansial yang parah akibat terjadinya krisis, sangat memporak - porandakan perekonomian Indonesia. Semenjak era reformasi di gulirkan tersebut, perekonomian Indonesia mencoba di benahi hingga akhirnya sekarang bisa memperlihatkan perkembangan yang positif dengan adanya investasi yang terus bermunculan dan perkembangan usaha yang mengarah ke arah kemajuan.

Jika pun ada kekurangan itu bukanlah dari faktor internal ekonomi semata, namun birokrasi yang kadang panjang dan menyulitkan sehingga menyusahkan ekonomi mikro untuk berkembang mengikuti ekonomi makro yang sudah berjalan mau terlebih dahulu.

ANALISA

Dalam artikel tersebut sangat jelas sekali dalam penjelasannya bahwa sejarah ekonomi di Indonesia mulai dari  masa pemerintahan orde lama di mana negara Indonesia masih baru mulai melangkah menata kehidupan dan ekonomi sampai di masa orde baru dan era reformasi.



Tulisan 19 Softskill Bahasa Indonesia 2

NUR HIKMAH

25211309

3EB19

Pengertian Dasar Perekonomian Terbuka


Perekonomian Terbuka – Definisi dari perekonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pengertian lain perekonomian terbuka juga disebut sebagai perekonomian empat sektor yang memang mencakup empat kriteria, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

Kita tahu bahwa kegiatan perdagangan internasional antar negara saat ini adalah suatu kegiatan ekonomi yang sudah sangat sering terjadi di lapangan.

Sistem Perekonomian Terbuka Sudah Ada Sejak Zaman Dulu

Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang yang berlayar dengan kapal juga sudah melakukan kegiatan jual beli barang antar wilayah padahal perekonomian saat itu belum berkembang seperti sekarang ini. Jika kita nilai kegiatan ekspor dan impor sekarang ini justru memiliki peranan penting dalam perekonomian antar negara yang salah satu penyebabnya mungkin karena perbedaan sumber daya dan perbedaan kepentingan antar negara yang satu dengan negara yang lainnya.

Secara umum pada sistem perekonomian terbuka ini produsen memiliki hak untuk melakukan kegiatan penjualan produk atau barang ke negara – negara lain (ekspor) dan juga sebaliknya, yaitu melakukan kegiatan pembelian produk atau barang yang berasal dari luar negaranya (impor). Kegiatan ini juga memicu sistem perekonomian yang semakin tanpa batas yang ditunjukkan oleh lembaga perbankan dan keuangan juga turut mengikuti perkembangan transaksi yang mendukung kegiatan ekspor dan impor tersebut. Inilah yang disebut dengan ekonomi global yang mewujudkan kegiatan perdagangan secara internasional.

Beberapa Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional dalam Sistem Perekonomian Terbuka


Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya perdagangan Internasional :
  • Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih cenderung mengarah pada kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional. Misalkan ada salah satu negara yang mempunya iklim tropis tentunya memiliki kemampuan untuk memproduksi pisang, kopi, dengan kualitas yang lebih maksimal yang kemudian diperdagangkan ke luar yang ditukar dengan berbagai macam barang dan jasa dari negara lain.
  • Menghemat Biaya Produksi. Hal ini juga menjadi alasan para produsen untuk melakukan perdagangan secara internasional. Dan sebenarnya inti dari alasan ini adalah untuk menekan tingginya biaya produksi dengan cara menghasilkan produk dalam skala jumlah yang lebih besar. Bukankah tidak ada cara lain yang lebih hemat selain menjual produk yang berskala besar tersebut ke pasar global?
  • Perbedaan tingkat selera. Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari berbagai daerah itu sama, perdagangan internasional tetap mungkin akan terjadi apabila masing – masing penduduk di suatu negara memiliki selera yang berbeda. Contohnya ada dua negara yang menghasilkan daging. Yang satu adalah produsen daging sapi, dan yang satu adalah produsen daging ayam. Jika produsen daging sapi memiliki selera terhadap daging ayam dan sebaliknya, tentu proses impor dan ekspor akan terjadi.
  • Adanya prinsip perbandingan keunggulan (comparative advantage). Maksud dari prinsip ini adalah suatu negara cenderung akan lebih berspesialisasi untuk menciptakan produk dan mengekspornya ke luar jika dirasa pembuatan produk di negaranya itu memakan biaya yang relatif lebih rendah dari pada dibuat oleh negara lain. Sebaliknya suatu negara akan lebih memilih untuk mengimpor produk jika biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut dinilai relatif tinggi (kurang efisien) jika di produksi di negaranya sendiri.

Nah, dengan adanya sistem perekonomian terbuka yang salah satunya memicu suatu negara untuk lebih berspesialisasi sesuatu prinsip keunggulan komparatif, maka roda kehidupan semua orang akan menjadi lebih mudah dan lebih baik.

ANALISA
Dalam artikel tersebut benar bahwa perekonomian terbuka telah ada sejak lama. Perekonomian terbuka juga disebut sebagai perekonomian empat sektor yang memang mencakup empat kriteria, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Kegiatan tersebut memicu sistem perekonomian yang semakin tanpa batas yang ditunjukkan oleh lembaga perbankan dan keuangan juga turut mengikuti perkembangan transaksi yang mendukung kegiatan ekspor dan impor tersebut. Inilah yang disebut dengan ekonomi global yang mewujudkan kegiatan perdagangan secara internasional.


Tulisan 18 Softskill Bahasa Indonesia 2

NUR HIKMAH

25211309

3EB19

Dampak Inflasi Pada Pertumbuhan


Dampak Inflasi - Inflasi merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Inflasi disebabkan karena munculnya tiga hal, permintaan meningkat sedangkan barang barang yang dicari terbatas, harga meningkat sedangkan produksinya minim, dan peningkatan jumlah produksi disertai dengan peningkatan permintaan. Dampak inflasi pada pembangunan perekonomian tentu ada. Apa efeknya?

Dampak dari Perekonomian Terhadap Inflasi

Beberapa dampak inflasi terhadap pembangunan perekonomian, sebagai berikut.

1. Investasi meningkat dan mengurangi produksi

Pada waktu inflasi, pemerintah dengan sengaja membuat kebijakan, bank menaikkan tingkat suku bunga dengan tujuan untuk banyak orang yang akan selamat, sehingga uang yang beredar dalam masyarakat akan menurun.

Di satu pihak, ini memang dapat menyelesaikan masalah, yaitu mengurangi uang beredar dalam masyarakat, yang akan meredam inflasi. Tapi di sisi lainnya, masyarakat akan berinvestasi lebih berbentuk deposit daripada bekerja. Sebagian kalangan bahkan berpikir "Kenapa harus repot membuka bisnis? Hanya dengan menabung uang di bank saja sudah beruntung sebab bunga ditawarkan oleh bank saat ini sangat besar".

2. Menurunnya Keinginan Menjalankan Bisnis

Inflasi mengakibatkan tidak ada kegembiraan di antara masyarakat bisnis. Mereka sudah mengalami trauma oleh inflasi yang melanda ekonomi negara. Mereka khawatir berspekulasi saat membuka bisnis, dan kerugian. Tentu tak satu pun dari pengusaha yang mendambakan untuk menjadi bisnis bangkrut.

3. Meningkatnya Pengangguran

Inflasi menimbulkan sebagian besar baik perusahaan besar dan kecil ke dalam kebangkrutan. Sebagai akibatnya, tentu, pekerja atau pegawai terkena PHK. Mereka menjadi menganggur karena inflasi.

4. Gangguan Psikologis

Tingkat inflasi menimbulkan gangguan psikologis. Seorang pebisnis mengalami kebangkrutan yang Mendadak dapat depresi yang akut dan semuanya karena inflasi.

5. Prospek UKM di Tengah Tingkat Inflasi

Dengan banyaknya perusahaan besar yang "lumpuh" karena inflasi, ternyata untuk sebuah kecil maupun lebih dikenal dengan nama UKM (Usaha Kecil Menengah) pernah berjaya. UKM, tidak tergantung pada modal bank.

Secara umum mereka gunakan permodalan dari uang pribadi. Saat inflasi muncul, mereka tidak memiliki kewajiban harus mengembalikan hutang yang sudah berubah jadi tinggi karena dari bunga tinggi. UKM, tidak lumpuh seperti yang Perusahaan Lainnya.


Inflasi dan Perkembangan Negara

Tidak dapat dihindari inflasi sebagai penyebab stabilitas perekonomian sebuah negara yang diguncang, bahkan kehancuran. Tetapi, selalu peluang di balik kesempitan. Sesungguhnya, bila inflasi hampir seluruh perusahaan besar yang merasa akibat, bahkan tak jarang banyak dari mereka mengalami kebangkrutan. Namun, cobalah melihat, ada pula pengusaha kecil tetap bertahan di ditengah sebuah badai inflasi.

Empat Jenis Inflasi Mayor

Inflasi Demand-Pull :
Tipe inflasi terjadi apabila jumlah permintaan untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian melampaui penyediaan sama saja. Saat suplai tersebut kurang, harga dari barang dan jasa akan naik, menyebabkan sebuah situasi disebut demand-pull inflasi. Tingkat inflasi jenis negatif berpengaruh terhadap perekonomian pasar

Inflasi Cost-Push :
Sesuai dengan namanya, bila ada peningkatan biaya produksi barang atau jasa, ada mungkin ini akan menjadi kenaikan kuat dalam dengan harga dari barang dan jasa. Misalnya, peningkatan gaji akan naik per-unit cost dari produksi dan hal ini akan menyebabkan harga meningkat untuk Produk Terkait. Tingkat inflasi Tipe bisa atau tidak dapat terjadi bersama permintaan-tarik Tingkat inflasi.

Inflasi Pricing Power :
Tingkat inflasi semakin sering dinamakan inflasi administered price. Tipe Tingkat inflasi muncul saat bisnis rumah dan industri memutuskan untuk meningkatkan harga barang dan jasa masing-masing untuk meningkatkan margin keuntungan mereka. Kenaikan harga tidak muncul pada waktu krisis ekonomi dan depresi yang ekonomi dan ketika ada kemerosotan dalam ekonomi.

Inflasi Sektoral :
Ini adalah tipe keempat dari inflasi. Tingkat inflasi sektor muncul bila ada kenaikan harga dari barang dan jasa diproduksi oleh sektor industri khusus. Sebagai contoh, kenaikan biaya minyak bumi secara langsung akan mempengaruhi semua sektor lainnya, yang berkaitan langsung dengan industri minyak


ANALISA
Dalam artikel diatas saya sependapat bahwa hal-hal tersebut menjadi dampak yang signifikan. Dimana Inflasi disebabkan karena munculnya tiga hal, permintaan meningkat sedangkan barang barang yang dicari terbatas, harga meningkat sedangkan produksinya minim, dan peningkatan jumlah produksi disertai dengan peningkatan permintaan.




Tulisan 17 Softskill Bahasa Indonesia 2

NUR HIKMAH

25211309

3EB19

3 Model Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi -Seperti yang kita ketahui bahwa suatu pengamatan atau studi tentang masyarakat dan individu dalam menentukan pilihan, apakah itu dengan uang atau pun tidak, atau juga dengan menggunakan sumber daya yang ada yang terwujud dalam berbagai teknik dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa lalu mendistribusikannya dalam rangka pemenuhan kebutuhan kondisi adalah definisi dari ilmu ekonomi itu sendiri.

Sehingga dalam penerapan ilmu ekonomi tersebut maka diperlukanlah suatu sistem analisis ekonomi untuk mengelola data dan statistik yang berkaitan proses berjalannya ekonomi itu di masyarakat. Maka muncullah 3 model analisis ekonomi yang sudah umum kita ketahui yaitu ekonomi deskiptif, teori ekonomi, dan ekonomi terapan. Dan berikut ini adalah penjelasannya.
Analisis Ekonomi Model 1 – Ekonomi Deskriptif
Yaitu suatu analisis ekonomi yang menggambarkan tentang kondisi yang sebenarnya terjadi dalam suatu perekonomian. Dengan cara inilah fakta-fakta yang terjadi dalam perekonomian yang sudah berjalan akan dianalisa. Memang terkadang hal ini masih cukup sulit untuk dilakukan karena terkadang sifat yang sebenarnya dari suatu keadaan dengan fakta yang terwujud dari situasi itu sendiri.

Penyebab lainnya adalah dikarenakan terwujudnya situasi atau kondisi dalam perekonomian itu berhubungan dengan individu-individu dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh apabila kita ingin menganalisa mengenai seberapa besar pengaruh kenaikan harga pangan. Hal ini cukup sulit diketahui karena produksi pangan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antar lain adalah faktor harga barang lain, faktor keadaan ekonomi, faktor iklim, dan faktor-faktor lainnya.

Analisis Ekonomi Model 2 – Teori Ekonomi

Yaitu suatu pandangan yang menggambarkan tentang hubungan prediksi dari kondisi ekonomi yang akan terjadi dengan sifat-sifat ekonomi yang telah terwujud dalam kegiatan ekonomi sebelumnya, serta pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi perubahan tersebut. Sekaligus teori ekonomi ini juga memberikan informasi tentang sifat utama dari sistem ekonomi dan apa yang menjadikan berfungsinya ekonomi itu.
Dengan mendapatkan data berupa fakta-fakta ekonomi saja itu belum cukup untuk mempelajari ilmu ekonomi. Tetapi ada hal yang lebih penting dari pada itu, yaitu membuat sususan secara sistematik dari fakta-fakta tersebut, sehingga gambaran umum tentang perekonomian yang sedang terjadi serta berbagai komponen pendukungnya dapat diketahui. Inilah tugas dari model analisis teori ekonomi.

Analisis Ekonomi Model 3 – Ekonomi Terapan

Model analisis ekonomi berupa ekonomi terapan ini jika di masyarakat biasanya disebut dengan ilmu kebijakan ekonomi. Yaitu suatu sistem analisis yang digunakan untuk mencari pemecah masalah dan cara penerapannya untuk mengatasi berbagai macam masalah ekonomi yang terjadi. Nah, hubungannya dengan sistem teori ekonomi adalah model ekonomi terapan ini dapat menggunakan hasil perumusan dari sistem teori ekonomi tersebut.

Mari kita ingat kembali bahwa sebenarnya ada 4 tujuan pencapaian dalam perekonomian, yaitu :
  1. Menjaga kestabilan harga
  2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat
  3. Mejudkan pendataan distribusi yang merata
  4. Mengatasi besarnya angka pengangguran
Dalam model analisis ekonomi ini yang berperan penting dalam merumuskan suatu kebijakan ekonomi adalah hasil analisa tentang apa yang sebenarnya harus diwujudkan terlebih dahulu untuk mengangkat nilai perekonomian. Sebagai contoh ada masalah berupa kekurangan pangan, maka beberapa pendapat harus dihimpun untuk membuat kebijakan dalam mengatasi permasalahan itu. Mungkin ada pendapat yang menyatakan bahwa solusi paling baik adalah dengan menyediakan bahan pangan. Dan mungkin akan ada juga pendapat yang menjelaskan bahwa solusi yang lebih baik lagi adalah menaikkan jumlah produksi pangan. Jika dianalisa kembali, mungkin kedua pendapat itu ada benarnya.

Pendapat yang pertama menegaskan bahwa pentingnya mengutamakan konsumen. Dan pendapat kedua disimpulkan bahwa lebih mementingkan kepentingan negara secara menyeluruh. Inilah contoh tugas dari model ekonomi terapan untuk menentukan kebijakan paling tepat dalam mengatasi suatu masalah ekonomi yang terjadi.

ANALISA

Dalam artikel tersebut telah dijelaskan 3 model analisis ekonomi yang dapat mengelola data dan statistik yang berkaitan proses berjalannya ekonomi di masyarakat menjadi baik. Dalam model analisis ekonomi tersebut yang berperan penting dalam merumuskan suatu kebijakan ekonomi adalah hasil analisa tentang apa yang sebenarnya harus diwujudkan terlebih dahulu untuk mengangkat nilai perekonomian.



Tulisan 16 Softskill Bahasa Indonesia 2

NUR HIKMAH

25211309

3EB19

Strategi Peningkatan Ekonomi Pembangunan di Indonesia


Ekonomi Pembangunan - Kemarin kita sudah membahas tentang dua fakultas ekonomi terbaik di Indonesia. Nah, kali ini kami memuat artikel tentang ekonomi pembangunan, khususnya ekonomi pembangunan di Indonesia.

Menghitung atau mengukur suatu ekonomi pembangunan di Indonesia tidak hanya bisa sekedar melihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi yang di dapatkan negara Indonesia. Karena hitung-hitungan PDB dan besaran pertumbuhan ekonomi adalah hitung-hitungan yang terjadi di permukaan, tidak melihat aspek menyeluruh pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang di dapatkan oleh masyarakat.

Selain itu PDB adalah hitungan pendapatan rata-rata masyarakat, sementara pertumbuhan pembangunan tidak melihat esensi dan manfaat pertumbuhan ekonomi terhadap masyarakat. Jadi selain menghitung PDB serta mengukur besaran pertumbuhan ekonomi, melihat kondisi pendapatan masyarakat serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat adalah salah satu cara mengukur ekonomi pembangunan yang relevan dan benar di mata pembangunan ekonomi negara.

Patokan keberhasilan Ekonomi Pembangunan di Indonesia

  • Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional Indonesia tidak di ragukan lagi terus bertumbuh meningkat dan berkembang seiring dengan stabilnya kondisi perekonomian di Indonesia dan banyaknya investasi yang di tanamkan.
  • Produk Domestik Bruto
Seperti yang sudah di beberkan di paragraf pertama PDB Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang cukup memuaskan dengan pertumbuhan Triwulan III/2012 PDB Indonesia Tumbuh 6,29 Persen, jika stabilitas ekonomi Indonesia bisa terjaga maka bukan tidak mungkin di tahun 2013 bisa menembus 7 persen.
  • Perkonomian yang stabil
Perekonomian Indonesia cukup stabil walaupun di warnai gejolak kaum buruh yang menuntut pertambahan pendapatan tetapi hal itu di sinyalir tidak akan mempengaruhi stabilitas perekonomian secara nasional.
  • Kesempatan kerja
Ini yang sering luput dari catatan pemerintah Indonesia dimana pertumbuhan ekonomi dan PDB yang terus meningkat tidak di sertai dengan kesempatan lapangan kerja yang cukup untuk masyarakat.
  • Distribusi pendapatan yang merata
Ini juga salah satu yang masih menjadi permasalahan utama di Indonesia dimana distribusi pendapatan dan pemerataan masih belum terjadi dengan baik.

Itulah sebagian dari patokan keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia.

Strategi Ekonomi Pembangunan Indonesia


Ini poin yang paling penting harus ada dalam strategi ekonomi pembangunan yang tepat, agar pendapatan PDB dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di barengi juga dengan kesempatan kerja yang luas serta distribusi pendapatan yang merata.

Poin pertama adalah penataan ruang, Seperti di ketahui Indonesia terdiri dari berbagai kawasan yang terdiri dari kepualauan yang tersebar di seluruh Indonesia, maka penataan ruang tidak hanya lagi sekedar kawasan di daratan melainkan berbentuk kelompok kepulauan.
  • Pembangunan ekonomi berbasis pendidikan, teknologi dan jasa tepusat di Jawa, Batam dan Bali
  • Pembangunan ekonomi berbasis kelautan di kembangkan di Indonesia Timur seperti Sulawesi, Papua, Maluku, NTT dan NTB,
  • dan pembangunan ekonomi sumber daya mineral dan tanaman industri di kembangkan di Sumatera serta Kalimantan
Nantinya semuanya di kelola dan di kembangkan dengan baik bersinergi antar semua daerah saling melengkapi dan menyempurnakan. Sehinnga pemerataan pendapatan dan perluasan lapangan kerja terbuka luas di tiap daerah dan ekonomi pembangunan bisa tercipta dengan baik.

ANALISA

Artikel diatas memang benar karena dalam peningkatan ekonomi pembangunan di Indonesia harus memakai strtegi, agar ekonomi pembangunannya meningkat. Hal yang paling penting harus ada dalam strategi ekonomi pembangunan yang tepat, agar pendapatan PDB dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di barengi juga dengan kesempatan kerja yang luas serta distribusi pendapatan yang merata. adalah penataan ruang, Seperti di ketahui Indonesia terdiri dari berbagai kawasan yang terdiri dari kepualauan yang tersebar di seluruh Indonesia, maka penataan ruang tidak hanya lagi sekedar kawasan di daratan melainkan berbentuk kelompok kepulauan.



Tulisan 15 Softskill Bahasa Indonesia 2

NUR HIKMAH

25211309

3EB19

Beberapa Masalah Ekonomi di Indonesia


Masalah Ekonomi di Indonesia - Siapa sih yang tidak tahu bahwa negara kita, Indonesia ini adalah termasuk negara yang kaya? Terutama kaya akan sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Tapi sayangnya pemanfaatan sumber daya alam Indonesia belum maksimal. Parahnya lagi adalah orang asing yang berhasil mengeruk kekayaan alam kita. Itu baru satu contoh permasalahan ekonomi Indonesia yang muncul kepermukaan. Tidak hanya itu, masih ada beberapa permasalahan lagi yang membuat ekonomi Indonesia agak lambat untuk berkembang.

Beberapa Masalah Ekonomi di Indonesia

1. Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.

2. Tingginya Biaya Produksi
Sudah menjadi rahasia umum di dunia industri di negara kita ini bahwa selain biaya produksi cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun karena faktor keamanan di negara kita masih sangat minim dan ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan dengan terang-terangan.

Hal ini yang juga akhirnya menjadikan biaya produksi semakin meningkat. Parahnya lagi, belum ada solusi pasti untuk masalah  ini. Bahkan beberapa industri yang dinilai cukup bagus akhirnya bangkrut dan lebih memilih untuk beralih menjadi importir yang hanya cukup menyediakan gudang dan beberapa pekerja saja dibanding dengan mendirikan sebuah industri baru. Ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah untuk mengatasi masalah ini dan masalah ekonomi di Indonesia lainnya.

Masalah Ekonomi di Indonesia Lainnya :


1.      Keputusan Pemerintah Yang Kurang Tepat
Kita semua tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini sangat marak sekali peredaran barang-barang dari China di negara kita, bukan? Nah, penyebabnya adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi ekonomi yang dirasa kurang tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia.

Di saat itu pemerintah memutuskan untuk bergabung dalam ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA). Akhirnya terjadilah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Produk lokal nyaris kalah dengan produk yang berasal dari China.

2.       Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal, dan hari-hari besar lainnya.

Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.

3.      Suku Buka Perbankan Terlalu Tinggi
Perlu anda ketahui bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Nah, untuk suku bunga perbankan di Indonesia masih dinilai terlalu tinggi sehingga masih perlu perhatian lebih dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

4.       Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Selain suku bunga perbankan, satu hal lagi yang juga mempengaruhi kondisi ekonomi di suatu negara adalah nilai inflasi. Di Indonesia, nilai inflasi dinilai nyaris cukup sensitif. Bahkan hanya gara-gara harga sembako dipasaran tinggi, maka nilai inflasi juga terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di negara kita ini, maka akan bermunculan masalah-masalah ekonomi Indonesia yang lain.

ANALISA

Hal-hal dalam artikel tersebut benar dikatakan sebagai masalah-masalah ekonomi di Indonesia. Dimana, dalam negeri Indonesia ini pemanfaatan sumber dayanya belum maksimal dan banyak orang asing yang datang ke Indonesia untuk mengeruk kekayaan alamnya. Terutama dengan masalah tingginya jumlah pengangguran dan tingginya biaya produksi.

http://obrolanekonomi.blogspot.com/2012/12/beberapa-masalah-ekonomi-di-indonesia.html