NUR
HIKMAH
25211309
2EB19
KAKAK
CHAINK
Jujur
sulit untukku melakukan hal ini menceritakan tentang seseorang yang bisa dikatakan
berarti Dikehidupanku. Mengapa aku mengatakan sulit? Itu semua karena, terletak
disosok dia. Dia salah satu orang yang penting dan berarti sekali
dikehidupanku. Dia adalah kakak kandungku sendiri, ISMAIL yang biasa lebih
dekat dipanggil CHAINK, chaink itu sebutan nama yang diberikan oleh
kawan-kawannya semasa dia kuliah dahulu. Namun, aku tidak hanya ikut-ikutan
begitu saja memanggil dia seperti itu, karena aku lebih sering memanggil dia aa,
bisa dibilang itu sebutan seorang kakak dengan menggunakan bahasa sunda. Karena
memang keluargaku masih berdarah suku sunda yaitu, ibuku.
Dikeluargaku,
aku memiliki dua orang kakak laki-laki. Namun, bisa dikatakan kalau aku lebih
dekat dan lebih sering bertukar pikiran dengan kakakku yang kedu, yaitu si
kakak chaink. Mengapa demikian? Mungkin itu karena sifat dia yang pandai
bergaul, tidak hanya dengan adik dan keluarganya yang lain, namun dengan orang lain
pun dia dapat langsung beriung akrab tanpa adanya kesulitan. Karakter yang sama
pun antara aku dan dia menjadi hal yang dapat membuat kita bersatu dengan
adanya karakter supel dan jail diantara kita. Seperti yang telah aku katakana diawal,
aku sulit menceritakan tentang dia, itu semua karena jika aku mengingat dan
membayangkan sosok dia, entah mengapa muncul benak yang bisa membuat aku bangga
hingga mungkin aku bisa meneteskan air mata. Itu semua karena sosok dia yang
teramat baik terhadap aku dan keluargaku, terlebih lagi disaat dia
mengkhawatirkan aku jika aku berada dalam keterpurukan atau bahkan jika aku tidak berada dirumah tanpa diketahui siapapun.
Sosoknya yang teramat sayang terhadap ibuku,
seringkali aku terenyuh dan yakin betapa beruntungnya aku memiliki sosok
seorang kakak seperti dia. Memang seringkali masalah-masalah pun berdatangan
antara aku dan dia. Sifat amarah yang terkadang tidak bisa dia kendalikan
seringkali membuat aku sedih bahkan rasanya sperti ingin membenci dia. Berkali-kali
sering terucap kata benci untuk dia dari bibirku, tapi itu semua sirna, seakan
bagai hembusan angin hanya berhembus pergi tanpa bekas, seolah berlalu begitu
saja. Kebaikan dan rasa sayangnya dia terhadapku teramat besar walaupun aku
sering merepotkan dan menyusahkan dia. Dia selalu memberiku nasihat-nasihat dan
masukan-masukan positif yang dapat membuat aku berpikir panjang, berpikir bahwa
aku harus terus bersemangat dan berjuang maju kedepan bahkan sampai aku harus bisa
melebihi dirinya saat ini.
Perhatian
dia terhadapku bagaikan permata-permata yang berharga yang memancarkan cahaya
aslinya yang bisa dibilang cahaya hatinya. Aku teramat bahagia dan bangga
menjadi adiknya. Aku tidak ingin melepaskan sosoknya dan seakan tidak ingin
berpisah dengannya. Walaupun sebenci-bencinya aku terhadap dia tapi tetap saja
aku sayang dan aku yakin dia juga sayang tulus kepadaku. Aku selalu berharap
canda tawa antara aku dengannya tidak akan bisa menghilang jauh dari kami.
Terimakasih
banyak untukmu kakak chaink, adikmu ini akan selalu menyayangimu, selalu siap
dan ada untukmu dalam segala kondisi disaat kau membutuhkanku.