NAMA : NUR HIKMAH
KELAS
: 1EB20
NPM : 25211309
MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA
A.
PENGANGGURAN
Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul
dalam perekonomian Indonesia, namun secara umum pengangguran akan
lebih banyak memberi dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi
negara. Penggangguran akan menyebabkan perekonomian berada kondisi
di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang dihaparkan. Pengangguran
juga akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar-benar produktif
menajadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan menimbulkan
kecenderungan masalahmasalah kriminalitas dan masalah soaial
lainnya.
Sebelum lebih jauh kita bicarakan
pengangguran, kita lihat terlebih dahulu komposisi penduduk Indonesia. Dari seluruh
penduduk Indonesia, kita bagi
dalam penduduk usia kerja ( PUK ), yakni
penduduk yang memiliki usia `pantas' kerja yakni antara 15 tahun samapi
dengan 65 tahun. Meskipun pada kenyataannya, seperrti negara berkembang
lainnya, penduduk dengan usia di bawah 10 tahunpun telah bekerja. Sedangkan
secara umum penduduk di luar usia kerja tersebut dinamakan penduduk di luar
usia kerja ( PDUK ), yakni bara balita dan manula. Dari PUK masih dibagi
dengan angkatan kerja ( AK dan bukan angkatan kerja ( BAK ).
Adapun
jenis-jenis pengangguran yang dapat disebutkan diantaranya:
1. Pengangguran
friksionil, yakni pengangguran yang terjadi karena seseorang memilih
mengganggur sambil menuggu pekerjaan yang lebih baik, yang
memberikan fasilitas dan keadaan yang lebih baik.
2.
Pengangguran struktural, yakni pengangguran
yang terjadi karena seseorang diberhentikan oleh perusahaan, karena kondisi
perusahaan yang
sedang mengalami kemunduran usaha, sehingga terpaksa mengurangi
tenaga kerja.
3.
Pengangguran teknologi, adalah pengangguran
yang terjadi karena mulai digunakannya teknologi yang menggantikan
tenaga manusia. Seringkali pengangguran ini terjadi karena
kemampuan dan
keahlian pekerja yang tidak bisa menyesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan
4.
Pengangguran siklikal, yakni pengangguran yang
terjadi karena terjadinya
pengurangan tenaga kerja yang secara menyeluruhdikarenakan
kemunduran dan resesi ekonomi. Sehingga ini mirip dengan
pengangguran struktural, hanya pada pengangguran jenis ini, kejadiannya adalah
lebih meluas dan menyeluruh.
5.
Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang
terjadinya dipengaruhi oleh musim. Jenis pengangguran ini sering
terjadi pada sektor pertanian.
6. Pengangguran
tidak kentara, yakni pengangguran yang secara fisik dan
sepintas tidak kelihatan, namun secara ekonomi dapat dibuktikan
bahwa seseorang tersebut sesungguhnya menganggur.
B.
INFLASI
Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecenderungan
naiknya harga-harga secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Dari
penertian itu dapat diambil beberapa poin penting mengenai inflasi, bahwa
infalsi ini terjadi :
♦
diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum, atau dapat dikatakan
hampir setiap komoditi mengalami kenaikan
♦
dapat diketahui dan dihitung jika telah berjalan dalam kurun waktu
tertentu
dan daiam wilayah tertentu. di
Indonesia sendiri digunakan waktu sebulan
atau setahun dalam mengetahui
terjadinya dan besarnya inflasi yang terjadi.
Dengan demikian jika kenaikan harga tidak
menyeluruh, atau jika toh menyeluruh namun hanya terjadi dalam kurun
waktu yang sangat singkat dan dalam wilayah tertentu yang terbatas, maka
istilah inflasi menjadi agak kurang tepat disebutkan.
Jika dilihat dari parch tidaknya, atau besar
kecilnya inflasi yang muncul, inflasi dapat dibagi dalam :
Inflasi ringan jika nilainya berkisar 0 % s/d 10 %
Inflasi sedang jika nilainya berkisar 10 % s/d 30
%
Inflasi berat jika nilainya berkisar 30 % s/d 100
%
Hyperinflasi jika nilainya >100
%
Perekonomian Indonesia sendiri pernah
mengalami keempat istilah
tersebut.
Jika dilihat dari sebab-sebab kemunculannya
dibagi dalam :
1.
Inflasi karena naiknya permintaan
Inflasi
karena naiknya permintaan, yakni inflasi yang terjadi karena adanya gejala
naikknya permintaan secara umum, sehingga sesuai dengan hukum permintaan
maka hargapun secara umum akan cenderung naik.
2.
Inflasi yang terjadi karena naiknya biaya
produksi
Inflasi
yang kedua ini terjadi jika kecenderungan naiknya harga lebih diakibatkan
karena naiknya biaya produksi, seperti naiknya upah tenaga kerja, naiknya
harga bahan baku dan penolong, dan sejenisnya. Jika ini yang terjadi akbibatnya
adalah lebih buruk dari inflsi yang disebabkan karena naiknya permintaan
masyarakat.
3.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Inflasi
dari dalam negeri adalah inflasi yang terjadi dikarenakan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam negeri, seperti misalnya peredaran
uang di dalam negeri yang terlalu banyak. Peredaran uang yang terlalu
banyak akan menyebabkan kepercayaan masyarakat kepada uang menjadi
berkurang, dengan kata lain jumlah uang yang beredar lebih banyak
dari yang dibutuhkan. Sehingga jika hasil produksi tidak meningkat maka orang
lebih menghargai barang dari pada uang, sehingga kalau barang tersebut
dijual, tentulah dengan harga yang tinggi. Jika semua komoditi mengalami
demikian, maka muncullah inflasi.
4.
Inflasi yang berasal dart luar negerl
Inflasi
yang terjadi di negara lain seringkali merembet ke negara Indo-
nesia. Proses terjadinya diawali dengan masuknya komoditi impor yang telah terkena
inflasi ( harga naik ) di negara asalnya. Sehingga komoditi impor tersebut kits
beli dengan harga yang mahal pula. Jika kemudian komoditi tersebut
kita olah sebagai bahan baku untuk sebuah produk, maka tentu harga produk
tersebut akan menjadi mahal. Dengan demikian semakin banyak kita mengimpor
komoditi-komoditi yang telah terkena inflasi di negara asalnya, maka semakin
terbuka kemungkinan terjadinya inflasi di Indonesia.